OJK dan FEB UNY Selenggarakan Kuliah Umum tentang Peran Generasi Muda dalam Good Governance Sektor Jasa Keuangan

Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Negeri Yogyakarta (FEB UNY) bekerja sama dengan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) menyelenggarakan Kuliah Umum bertema “Generasi Muda dan Good Governance: Fondasi Sektor Jasa Keuangan yang Bersih dan Akuntabel” pada Rabu, 10 Desember 2025. Kegiatan berlangsung secara hybrid di Ruang Teater PMD FEB UNY dan diikuti lebih dari 400 peserta, terdiri dari 200 peserta luring serta 200 peserta daring dari UNY dan sejumlah perguruan tinggi lain.

Acara ini menghadirkan Ketua Dewan Audit merangkap Anggota Dewan Komisioner OJK, Sophia Wattimena, sebagai pembicara utama. Hadir pula sejumlah pejabat OJK, yaitu Deputi Komisioner Audit Internal, Manajemen Risiko dan Pengendalian Kualitas OJK Djonieri; Kepala Departemen Penegakan Integritas dan Audit Khusus OJK, Siswani Wisudati; serta Kepala OJK DIY, Eko Yunianto, yang berbagi materi pada sesi sharing session yang dimoderatori Prof. Dr. Ratna Candra Sari, M.Si., Ak., C.A., Guru Besar FEB UNY. Kegiatan turut dihadiri Kepala OJK Provinsi Jawa Tengah Hidayat Prabowo, Dekan FEB UNY Dr. Sutirman, serta Wakil Rektor Bidang Keuangan UNY Prof. Dr. Lantip Diat Prasojo, M.Pd.

Dalam sambutannya, Sophia Wattimena menjelaskan bahwa OJK terus memperkuat tata kelola (good governance) sebagai nilai integritas yang menjadi dasar dalam menjaga stabilitas sektor jasa keuangan. Kegiatan ini juga menjadi bagian dari rangkaian peringatan Hari Anti-Korupsi Sedunia (Hakordia) 2025 yang diselenggarakan OJK bersama berbagai institusi pendidikan. Sophia menekankan bahwa tantangan risiko kecurangan (fraud) di sektor keuangan semakin meningkat sejalan dengan perkembangan teknologi dan kompleksitas layanan keuangan.

Untuk menjawab tantangan tersebut, Sophia memaparkan langkah OJK dalam membangun sistem pertahanan internal melalui penerapan Sistem Manajemen Anti Penyuapan (SMAP) ISO 37001, serta strategi anti-fraud yang terdiri dari empat pilar: Asesmen, Pencegahan, Deteksi, dan Respons. Ia menegaskan bahwa besarnya kewenangan yang dimiliki OJK menjadikan integritas sebagai prinsip yang harus dijalankan secara konsisten oleh seluruh pegawai. Integritas, menurutnya, tidak hanya berkaitan dengan kepatuhan formal tetapi juga perilaku etis dalam melaksanakan tugas pengawasan.

Sophia juga mengajak mahasiswa untuk terlibat aktif dalam membangun budaya antikorupsi dengan menerapkan integritas sejak dari lingkungan kampus. Ia mencontohkan tindakan sederhana seperti tidak menyontek, tidak memanipulasi proposal kegiatan, serta keberanian melaporkan dugaan pelanggaran melalui saluran Whistleblowing System (WBS) yang disediakan OJK. Menurutnya, generasi muda memiliki peran strategis dalam menciptakan sektor jasa keuangan yang lebih bersih dan akuntabel.

Dalam sesi sambutan lainnya, Wakil Rektor Bidang Keuangan UNY, Prof. Lantip Diat Prasojo, menyampaikan apresiasi kepada OJK atas terselenggaranya kuliah umum ini. Ia menyatakan bahwa kegiatan ini memberikan pemahaman penting bagi mahasiswa mengenai peran OJK sebagai regulator dan pentingnya tata kelola dalam menjaga keamanan dan kepercayaan publik pada sektor jasa keuangan. Lantip berharap mahasiswa semakin bijak dalam mengenali risiko produk keuangan, khususnya yang ilegal atau tidak terdaftar di OJK.

Kegiatan kolaboratif antara OJK dan FEB UNY ini memiliki keselarasan dengan beberapa Sustainable Development Goals (SDGs), terutama SDG 4 (Quality Education) melalui peningkatan literasi keuangan dan tata kelola, SDG 16 (Peace, Justice, and Strong Institutions) melalui penguatan integritas serta upaya pencegahan korupsi, dan SDG 17 (Partnerships for the Goals) melalui kerja sama strategis antara regulator dan institusi pendidikan dalam memperkuat ekosistem sektor keuangan yang transparan dan akuntabel. (fdhl)

Eko YuniantoEko Yunianto, Djonieri, Siswani Wisudati, Ratna Candra SariSophia WattimenaWR Keuangan UNY Prof. Dr. Lantip Diat Prasojo