ruzita jusoh

Ruzita Jusoh Pahamkan Mahasiswa Implementasi Penganggaran Sektor Swasta dan Publik

Kegiatan visiting professor melalui program Equity UNY di Fakultas Ekonomi dan Bisnis (FEB) UNY mengundang Prof. Ruzita Binti Jusoh dari Universiti Malaya untuk mata kuliah Penganggaran Bisnis pada Senin s.d. Rabu 20-22 Mei 2024. Kegiatan ini dilaksanakan di Aula Gedung Perkuliahan Magister dan Doktor (PMD) FEB UNY lantai 2 dengan tujuan untuk memberikan pengetahuan dan pengalaman dalam bidang penganggaran bisnis dan praktik kerja di perusahaan bagi mahasiswa program studi (prodi) Akuntansi FEB UNY di semester 4. Program ini merupakan kegiatan visiting professor equity UNY yang diselenggarakan Prodi Akuntansi, Departemen Pendidikan Akuntansi FEB UNY. 

Kegiatan kuliah umum ini melibatkan mahasiswa S1 dan magister Akuntansi untuk berdiskusi dengan Prof. Ruzita terkait topik penganggaran di bidang sektor publik agar mahasiswa dapat mengetahui tantangan dalam penyusunan anggaran di sektor publik.Ruzita Jusoh

Penganggaran modal yang disampaikan oleh Prof. Ruzita menjadi bentuk penganggaran yang membantu dalam pengambilan keputusan jangka panjang untuk investasi dalam proyek dan program kerja. Penganggaran modal menjadi sebuah alat untuk memfokuskan proyek atau program untuk beberapa tahun. Terdapat 6 tahap dalam penganggaran modal yaitu identifikasi, menggali, tahapan informasi dan akuisisi, tahap seleksi, tahap keuangan, dan tahap implementasi dan pengendalian. 

Prof Ruzita juga memaparkan metode dalam penganggaran modal yaitu Net Present Value (NPV), IRR Internal Rate of Return (IRR), Payback Period, dan Accrual Accounting Rate of Return (AARR). Hal ini akan membantu mengukur waktu yang dibutuhkan untuk memperoleh kembali kas di masa depan dan memilih proyek yang lebih menguntungkan. (fitria)

Yang Perlu Diperhatikan Saat Tulis Jurnal Internasional

Sebanyak lebih dari 300 mahasiswa Fakultas Ekonomi (FE) dan Fakultas Ilmu Sosial (FIS) UNY mengikuti kegiatan Guest Lecture di Auditorium FE UNY, Kamis (14/12) lalu. Kegiatan ini merupakan salah satu upaya menambah pengalaman internasional bagi mahasiswa UNY. Dengan mendatangkan pengajar lintas negara, mahasiswa diharapkan lebih terbuka dengan perkembangan ilmu yang ada di sekitar mereka. Apalagi di tengah era Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA), batas antar negara menjadi semakin tipis bahkan tak terbatas. Demikian disampaikan Prof. Dr. Sutrisna Wibawa dalam sambutannya membuka acara.

Guest Lecture kali ini menghadirkan salah satu pengajar di Universiti Malaya (UM), Prof. Ruzita Jusoh, Ph.D. Ruzita yang juga pengajar di Departemen Akuntansi di UM memberikan pemaparan seputar penelitian kuantitatif bagi ilmu sosial. Ruzita menuturkan, penelitian kuantitatif secara sederhana mencari hubungan antara variabel-variabel. “Metode pengumpulan datanya lebih terstruktur daripada metode pengumpulan data pada penelitian kualitatif,” terang Ruzita.

Salah satu masalah yang kerap dihadapi mahasiswa baru adalah mencari topik penelitian itu sendiri. “Ide penelitian bisa berasal dari mengetahui kekuatan dan minat diri sendiri. Bisa juga melihat penelitian-penelitian sebelumnya dari kakak-kakak kelas. Selain itu, bisa juga dengan berdiskusi dengan teman, atau dosen-dosen kalian,” tambah Ruzita.

Selain Guest Lecture, Ruzita juga berbagi pengalamannya di depan para dosen di FE UNY dalam Workshop Penulisan Jurnal Internasional. Sebelum mengumpulkan tulisan ke suatu jurnal, Ruzita menyarankan untuk melihat secara jeli suatu jurnal. “Apakah dia terindeks, misal SCOPUS atau ISI, atau tidak terindeks tetapi masih terpercaya, atau bahkan tidak terlalu popular. Selain itu, frekuensi terbitnya juga berpengaruh. Jurnal kuartalan dan bulanan tentu lebih memiliki peluang diterbitkan dibandingkan yang tahunan,” urainya.

Setelah memilih yang pas, penulis harus cermat membaca petunjuk dan pedoman penulisan. “Format, panjang artikel, judul, cara menampilkan gambar dan tabel, dan daftar pustaka. Baca contoh artikel yang sudah ada. Perhatikan tata bahasa seperti tenses, dan ejaan British atau American English,” tambah Ruzita.

Setelah tulisan sampai di meja dewan redaksi, ada beberapa kemungkinan keputusan. “Bisa diterima, atau ditolak, atau bisa dipublikasikan tetapi dengan sebagian kecil atau besar perbaikan yang harus dilakukan,” ucapnya.

“Jangan ragu untuk meminta perpanjangan waktu jika memang diperlukan untuk memperbaiki tulisan. Biasanya mereka akan sangat mendukung dan mempertimbangkan. Perbaiki sesuai arahan para reviewer,” terang Ruzita. (fadhli)

Pages